Alhamdulillah segala puji bagi Allah yg telah memberikan ni’mat iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yg wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yg memiliki kerajaan langit dan bumi. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw adl utusan Allah. Semoga selawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah saw keluarganya sahabatnya dan orang-orang yg mengikuti jalan hidupnya. Kaum muslimin rahimakumullah.Bulan Rabiul Awal merupakan bulan - yg oleh sebagian orang - dianggap sebagai bulan pengagungan dan pemulyaan terhadap Qudwatul Umah Nabi besar Muhammad saw.
Hal itu krn memang Rasulullah saw dilahirkan pada bulan itu sehingga mereka ramai-ramai mengadakan peringatan atau perayaan Maulid. Keinginan mereka kebanyakan didorong oleh sebuah persepsi bahwa peringatan atau perayaan tersebut hukumnya wajib - naudzu billahi min dzalika - atau paling tidak sunah. Mereka mendasarkan niatnya bahwa itu dilakukan demi cinta kepada Rasulullah saw. Cinta kepada rasul mereka ungkapkan setahun sekali dalam bulan Maulid bulan kelahiran Rasulullah saw.
Niat mereka pada hakikatnya baik cinta kepada rasul itulah tujuan mereka. Namun sayang sekali niatan tersebut menjadi kandas lantaran apa yg dilakukan itu tidak pernah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu mereka baik para sahabat maupun tabiin. Sesungguhnya peringatan Maulid itu baru dilaksanakan pada masa Raja al Mudhaffar Raja Irbil . Dengan dasar pemahaman seperti itulah mereka berusaha dgn sungguh-sungguh utk melampiaskan cintanya kepada rasul saw dgn hanya sebatas seremonial atau peringatan-peringatan saja.
Melihat sejarah awal peringatan Maulid tersebut maka peringatan itu bukanlah sesuatu yg sunah apalagi wajib melainkan bidah yg tidak perlu diadakan. Kalaulah peringatan itu terjadi di negara mana saja bukan hanya di Indonesia hal itu tidak mesti menjadi justifikasi atas diperbolehkannya mengadakan peringatan Maulid.
Kita barangkali sepakat bahwa peringatan itu hanya sekedar budaya yg diformalkan sama halnya silaturahmi Idul Fitri dgn cara keliling dari rumah ke rumah. Meski itu budaya yg diformalkan namun tidak mengadakannya tentu lbh baik. Dengan demikian dgn tidak berkeyakinan atas sunah apalagi wajib terhadap peringatan Maulid ini maka akan menyelamatkan kita dari melaksanakan ibadah dgn hal-hal baru yg tidak jelas sumbernya dan tidak jelas pula kebenarannya serta tidak diinginkan pula oleh Rosulullah saw.
Kondisi sekarang memang aneh bin ajaib banyak hal yg semestinya sunah tetapi dilecehkan atau bahkan dicampakkan begitu saja. Sebaliknya banyak hal yg mestinya itu tidak sunah -bidah- malah diagung-agungkan dan dipuji-puji. Contoh yg paling sederhana adl peringatan Maulid peringatan Isra’ Mi’raj dan lain-lain. Lebih aneh lagi ketika ada sekelompok orang yg berusaha mencoba mengamalkan sunah malahan dicurigai ini dan itu. Pada saat yg sama pula ketika ada sekelompok orang yg menjauhi sunnah -bergelimangan dgn bidah- malah disanjung-sanjung. Sesungguhnya melaksanakan sunah-sunah Nabi saw sesuai dgn dengan kemampuan adl bukti kecintaan kita kepadanya. Karena itulah Nabi saw menegaskan dalam sabdanya “Barang siapa memnghidupkan sunahku maka sungguh dia telah mencintai aku. Barang siapa mencintai aku maka dia mesti bersamaku di sorga.”Jadi cinta kepada Rasulullah saw itu cukup direpresentasikan melalui pengamalan terhadap sunah-sunahnya. Sunah-sunah tersebut adl semua hal baik ucapan maupun perbuatan yg disandarkan kepada Rasul saw.
Siapa pun orangnya yg mengaku cinta kepada Rasul saw maka dgn sadar pula dia harus mencintai dan berusaha melaksanakan sunah-sunahnya sesuai dgn kemampuan dan kesanggupannya. Allah SWT berfirman yg artinya “.. bertakwalah kepada Allah SWT sesuai dgn kemampuan kalian.”
Sabda Rasullullah saw “.. dan apa-apa yg aku perintahkan kepada kalian maka lakukanlah sesuai dgn kemampuan kalian.”
Sebab substansi dan esensi cinta kepada Nabi saw adl melaksanakan sunah-sunah dan perilaku-perilakunya baik perilaku -perilaku yg berkaitan dgn performance pribadi ataupun yg berkaitan dgn sikap dan tindakan Rasul dalam kehidupannya sehari-hari. Bahkan substansi itu akan berkembang menjadi kesanggupan kita utk mencintai Rasul melebihi segala-galanya yg ada. Melebihi cinta kita kepada keluarga maupun harta benda yg kita miliki. Allah SWT menegaskannya dalam Alquran ” Katakanlah “Jika bapak-bapak anak-anak saudara-saudara isteri-isteri kaum keluargamu harta kekayaan yg kamu usahakan perniagaan yg kamu khawatiri kerugiannya danrumah-rumah tempat tinggalmu yg kamu sukai adl lbh kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” . Kaum muslimin yg berbahagia.Makna cinta kepada Rasul adl melaksanakan semua hal yg sesuai dgn kemauan dan kehendaknya. Sama seperti halnya kita mencintai anak-anak dan isteri kita. Semakin mendalam cinta kita kepada Rasul maka semakin manis pula keimanan yg kita rasakan krn cinta kita kepada Rasul dgn porsi yg lbh besar tentu akan membuat kita mendapatkan manisnya iman. Rasulullah saw menjelaskannya sebagai berikut “Ada tiga hal yg apabila terdapat pada diri seseorang dia mesti mendapatkan manisnya iman. Yaitu Allah dan Rasul-Nya lbh dicintai daripada selain keduanya. Dia mencintai seseorang hanya krn Allah SWT. Tidak senang kembali kepada kekufuran setelah dia diselamatkan Allah SWT dari kekufuran itu sebagaimana dia tidak senang dimasukkan kedalam neraka.”
Jadi simpulannya adalah 1. Cinta kepada Rasul saw adl melaksanaka semua hal yg disenangi dan dimaui oleh Rasul saw. Barangsiapa mengaku cinta kepada Rasul tetapi malah membenci sunah-sunahnya maka dia bukan golongan umat Rasul saw sebagaimana sabdanya “.. barang siapa benci sunahku maka dia bukan golongan umatku.”2. Ukuran dan porsi cinta kepada Rasulullah saw hendaknya melebihi segala hal yg ada di dunia ini sebagaimana ditegaskan beliau dalam sabdanya ” Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sehingga aku lbh dicintai dari pada dirinya orang tuanya harta-bendanya dan keseluruhan manusia.” . Dalam riwayat yg lain disebutkan ” Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sehingga aku lbh dicintai daripada anaknya orang tuanya dan keseluruhan manusia.” . Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Manasik Haji Angkatan ke-7
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar